PENGERTIAN
PHOBIA
PengertianPhobia Istilah
“phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang
sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia
merupakan penyakit psikis yang biasanya dialami oleh seseorang yang punya
trauma di masa lalu. Penyakit ini juga tak mengenal umur. Secara definitif
phobia adalah rasa ketakutan yang sangat kuat terhadap sesuatu baik itu benda,
situasi. Ketakutan tersebut berwujud dan terletak pada wilayah ketidaksadaran.
Hampir semua orang
pernah mengalami ketakutan terhadap sesuatu, baik itu hewan, benda-benda,
keadaan gelap dan lain-lain. kita ambil contoh phobia terhadap kelabang. Takut
pada kelabang - Bentuk ketakutan atau phobia? Semua orang pasti takut melihat
kelabang atau lipan yang tengah merayap. Ketakutan seperti itu rasional, sebab
binatang yang satu ini berbisa. Tapi, ada orang yang memiliki ketakutan yang
tidak rasional terhadap binatang ini. Mereka dapat digolongkansebagaipenderitaphobiakelabang.
Sebut saja Fransisca Shanta. Ia mengaku sejak kecil paling takut dengan kelabang, tanpa tahu sebab musibahnya. “Pokoknya takut aja. Digigit sih belum pernah,” katanya. Pernah sekali waktu, di rumah orangtuanya, Fransiska hendak kebelakang. Tiba-tiba dia melihat seekor kelabang lewat di atas sandal yang hendak dipakainya. Sejak saat itu juga, dia tidak mau memakai sandal tersebut selamanya. “Selain takut, saya geli melihat badannya yang hitam pekat dengan kaki yang banyak banget,” ungkapnya.
Memang, kata Fransisca, saat ini dia jarang ketemu kelabang. Tapi, dia mengaku, sampai sekarang, masih sangat takut bertemu dengan binatang berkaki banyak itu. “Untuk itu, saya sangat ekstra hati-hati bila memasuki suatu tempat yang baru. Siapa tahu ada kelabangnya di situ,” ujarnya.
Takut Atau Phobia?
Karena kelabang merupakan binatang berbisa, menurut psikiater Dr. Mardi Susanto, wajar bila seseorang takut padanya. “Sebab orang yang digigit kelabang akan merasa sakit, bahkan dapat menderita demam. Jadi, masuk akal bila orang takut. Tapi, rasa takut itu ada pula yang tidak masuk akal sehingga dinamakan phobia, “ ungkap psikiater yang berpraktek di Jakarta Itu.
Lebih jelasnya, kata Mardi, ketakutan yang masuk akal itu adalah bisa kelabang memang berjalan di atas tubuhnya. Dan itu bukan phobia. Sebab, ketakutannya yang nyata karena kelabang itu berbisa. “Semua orang pasti takut bila ada hewan berbisa yang berjalan-jalan di atas tubuhnya, kecuali pawangnya,” jelasnya.
Tetapi, demikian Mardi, kalau sang kelabang masih jauh dalam arti tidak mendekati atau sedang berjalan di atas tubuhnya, tapi dia ketakutan bahkan sampai menjerit, atau mukanya pucat, keringat dingin, lari terbirit-birit atau sampai terbawa mimpi, itu baru namanya phobia. “ Apalagi bila sampai orang bersangkutan tidak mau menggunakan sandal atau baju yang pernah dilewati oleh si kelabang” ungkap Mardi memberi ulasan contoh tentang mengalaman Fransisca Shanta di atas.
Phoiba, kata Mardi, adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas atau sesuatu yang spesifik dan menimbulkan keinginan yang sangat mendesak untuk menhindari obyek, aktifitas atau situasi yang ditakuti tersebut.
Jadi kalau ketakutannya menetap ( setiap ketemu kelabang pasti cemas atau takut), tidak rasional dan berlebihan, serta ada desakan-desakan yang irasional untuk menghindarinya, maka itu bisa dimasukkan ke dalam kelompok phobia. “Cemasnya ini nggak main-main. Begitu dia melihat kelabang (walaupun dalam jarang yang cukup jauh), dia bisa betul-betul berteriak atau lari terbirit-birit. Bahkan yang parah,bia dia melihat kelabang, bisa jadi malamnya terbawa mimpi,” ujar Mardi mengulanginya.
Pengertian Phobia Simplex
Menurut Mardi, phobia kelabang memang belum dibakukan sebai salah satu jenis phobia. Namun, kenyataannya ada sebagian orang yang menderitanya. Tapi phobia itu kan dibagi menjadi angoraphobia, social phobia, dan phobia simplex. Nah, phobia kelabang ini termasuk dalam phobia simplex,” jelasnya.
Phobia simplex, kata Mardi, adalah ketakutan terhadap obyek tertentu dan sifatnya tidak rasional, serta ketakutannya menetap. Artinya, rasa takut atau cemasnya selalu timbul saat melihat obyek tertentu. “Seperti takut terhadap mayat, binatang, termasuk takut kepada kelabang,” ujarnya.
Memang, kata Mardi, ada penderita phobia kelabang yang tak mau menggunakan sesuatu seperti sandal atau sepatu yang telah dilewati oleh kelabang. Biasanya, mereka berpikiran, sang kelabang pasti telah meninggalkan bisanya di atas baju, sepatu atau sandal yang dijalarinya. “Ada juga yang memberikan alasan, dia tidak takut melainkan hanya geli saja melihatnya. Tapi, itu tidak benar. Mereka bilang begitu hanya karena mereka malu mengakui bahwa sebenarnya mereka takut. Kan manusia mempunyai rasa gengsi, sehingga dia bilang geli bukannya takut,” tegas Mardi.
Phobia Karena Pengalaman Masa Kecil
Lantas apa penyebab phobia kelabang ini? Menurut Mardi, ketakutan ini telah ada sejak kecil. Setelah mereka dewasa atau besar, ketakutannya timbul kembali karena adanya suatu konflik yang menyerupai konflik di masa kecil tadi. “Mungkin waktu kecil dia pernah lihat orang digigit kelabang atau kalajengking. Nah begitu dia besar, ingatan-ingatan itu muncul lagi dalam bentuk ketakutan yang bertambah,” paparnya.
Seperti phobia lainnya, demikian Mardi, penderita phobia kelabang biasanya tidak tahu penyebabnya. “Bahkan mereka sendiri tidak menyadari, bila mereka menyidap phobia kelabang,” tegasnya.
Jenis Terapi Untuk Mengobati Phobia
Mardi menjelaskan, terapi yang digunakan untuk menyembuhkan phobia kelabang sangat beraneka ragam, tergantung berat-ringannya phobia tersebut. Bila phobianya sudah sangat berat, menurut Mardi, biasanya digunakan psikofarmaka terapi. Caranya, dengan memberikan obat-obatan anti cemas. “Tapi, tentunya dibarengi dengan terapi lainnya. Tidak berdiri sendiri. Psikofarmaka diberika bila phobianya telah berat. Misalnya sampai terbawa mimpi atau selalu teringat, selalu menimbulkan cemas dengan puncaknya gangguan panik, misalnya,” papar Mardi.
Bila tidak, demikian Mardi, biasanya cukup dengan behovior therapy (terapi tingkah laku). Misalnnya dengan cara sensitikasi. “Kita perlihatkan gambar kelabang terlebih dahulu. Bila dia sudah tidak takut kepada gambar, kita perlihatkan kelabang hidup dalam jarang yang jauh. Semakin hari jaraknya semakin diperdekatkan,” ujarnya.
Tapi, karena kelabang makhluk yang berbisa, maka tentu pasien tidak pernah sampai menyentuh kelabang. Cukup dalam jarak satu meter saja misalnya. Cara ini, demikian Mardi, memakan waktu cukup lama. Perlu adaptasi.
Misalnnya, kalau dengan gambar saja sudah takut, tentunya tidak bisa langsung ditunjukkan kelabang hidup dalam jarak yang cukup jauh.” Jadi, proses penyembuhan mesti bertahap,” kata Mardi pula.
Selain itu, ada cara penyembuhan lainnya yang disebut flooding. Caranya, si penderita sekaligus diperlihatkan kelabang sesungguhnya dalam jarak dekat. Tentunya dengan pengamanan, sebab hewan itu berbisa. Menurut Mardi, kadang-kadang terapi ini bisa berhasil dalam waktu lebih cepat daripada sensitikasi.
Tapi, bila mental pasien tidak cukup kuat, maka cara flooding ini biasanya dikombinasikan dengan psikofarmaka. Jadi, sipenderita diberikan obat anti cemas, baru dilakukan flooding. Menurut Mardi, ada lagi cara lain, yakni punishment system, suatu bentuk terapi dengan memberi hukuman. Bila diperlihatkan gambar kelabang dan pasien takut, maka ia diberi hukuman. Sehingga, daripada dihukum pasien jadi (dipaksa) berani.
Ada juga terapi reward system. Misalnya bila pasien berani melihat kelabangg dari jarak dekat, dia diberi sesuatu hadiah. Namun, terapi punishment system dan reward system ini biasanya digunakan untuk penderita phobia yang masih kanak-kanak.
Berikut sedikit informasi terapi untuk mengobati phobia, jika Anda atau keluarga Anda mengalami phobia yang berat, pergilah ke psikiater untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat dan terima kasih
Sebut saja Fransisca Shanta. Ia mengaku sejak kecil paling takut dengan kelabang, tanpa tahu sebab musibahnya. “Pokoknya takut aja. Digigit sih belum pernah,” katanya. Pernah sekali waktu, di rumah orangtuanya, Fransiska hendak kebelakang. Tiba-tiba dia melihat seekor kelabang lewat di atas sandal yang hendak dipakainya. Sejak saat itu juga, dia tidak mau memakai sandal tersebut selamanya. “Selain takut, saya geli melihat badannya yang hitam pekat dengan kaki yang banyak banget,” ungkapnya.
Memang, kata Fransisca, saat ini dia jarang ketemu kelabang. Tapi, dia mengaku, sampai sekarang, masih sangat takut bertemu dengan binatang berkaki banyak itu. “Untuk itu, saya sangat ekstra hati-hati bila memasuki suatu tempat yang baru. Siapa tahu ada kelabangnya di situ,” ujarnya.
Takut Atau Phobia?
Karena kelabang merupakan binatang berbisa, menurut psikiater Dr. Mardi Susanto, wajar bila seseorang takut padanya. “Sebab orang yang digigit kelabang akan merasa sakit, bahkan dapat menderita demam. Jadi, masuk akal bila orang takut. Tapi, rasa takut itu ada pula yang tidak masuk akal sehingga dinamakan phobia, “ ungkap psikiater yang berpraktek di Jakarta Itu.
Lebih jelasnya, kata Mardi, ketakutan yang masuk akal itu adalah bisa kelabang memang berjalan di atas tubuhnya. Dan itu bukan phobia. Sebab, ketakutannya yang nyata karena kelabang itu berbisa. “Semua orang pasti takut bila ada hewan berbisa yang berjalan-jalan di atas tubuhnya, kecuali pawangnya,” jelasnya.
Tetapi, demikian Mardi, kalau sang kelabang masih jauh dalam arti tidak mendekati atau sedang berjalan di atas tubuhnya, tapi dia ketakutan bahkan sampai menjerit, atau mukanya pucat, keringat dingin, lari terbirit-birit atau sampai terbawa mimpi, itu baru namanya phobia. “ Apalagi bila sampai orang bersangkutan tidak mau menggunakan sandal atau baju yang pernah dilewati oleh si kelabang” ungkap Mardi memberi ulasan contoh tentang mengalaman Fransisca Shanta di atas.
Phoiba, kata Mardi, adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas atau sesuatu yang spesifik dan menimbulkan keinginan yang sangat mendesak untuk menhindari obyek, aktifitas atau situasi yang ditakuti tersebut.
Jadi kalau ketakutannya menetap ( setiap ketemu kelabang pasti cemas atau takut), tidak rasional dan berlebihan, serta ada desakan-desakan yang irasional untuk menghindarinya, maka itu bisa dimasukkan ke dalam kelompok phobia. “Cemasnya ini nggak main-main. Begitu dia melihat kelabang (walaupun dalam jarang yang cukup jauh), dia bisa betul-betul berteriak atau lari terbirit-birit. Bahkan yang parah,bia dia melihat kelabang, bisa jadi malamnya terbawa mimpi,” ujar Mardi mengulanginya.
Pengertian Phobia Simplex
Menurut Mardi, phobia kelabang memang belum dibakukan sebai salah satu jenis phobia. Namun, kenyataannya ada sebagian orang yang menderitanya. Tapi phobia itu kan dibagi menjadi angoraphobia, social phobia, dan phobia simplex. Nah, phobia kelabang ini termasuk dalam phobia simplex,” jelasnya.
Phobia simplex, kata Mardi, adalah ketakutan terhadap obyek tertentu dan sifatnya tidak rasional, serta ketakutannya menetap. Artinya, rasa takut atau cemasnya selalu timbul saat melihat obyek tertentu. “Seperti takut terhadap mayat, binatang, termasuk takut kepada kelabang,” ujarnya.
Memang, kata Mardi, ada penderita phobia kelabang yang tak mau menggunakan sesuatu seperti sandal atau sepatu yang telah dilewati oleh kelabang. Biasanya, mereka berpikiran, sang kelabang pasti telah meninggalkan bisanya di atas baju, sepatu atau sandal yang dijalarinya. “Ada juga yang memberikan alasan, dia tidak takut melainkan hanya geli saja melihatnya. Tapi, itu tidak benar. Mereka bilang begitu hanya karena mereka malu mengakui bahwa sebenarnya mereka takut. Kan manusia mempunyai rasa gengsi, sehingga dia bilang geli bukannya takut,” tegas Mardi.
Phobia Karena Pengalaman Masa Kecil
Lantas apa penyebab phobia kelabang ini? Menurut Mardi, ketakutan ini telah ada sejak kecil. Setelah mereka dewasa atau besar, ketakutannya timbul kembali karena adanya suatu konflik yang menyerupai konflik di masa kecil tadi. “Mungkin waktu kecil dia pernah lihat orang digigit kelabang atau kalajengking. Nah begitu dia besar, ingatan-ingatan itu muncul lagi dalam bentuk ketakutan yang bertambah,” paparnya.
Seperti phobia lainnya, demikian Mardi, penderita phobia kelabang biasanya tidak tahu penyebabnya. “Bahkan mereka sendiri tidak menyadari, bila mereka menyidap phobia kelabang,” tegasnya.
Jenis Terapi Untuk Mengobati Phobia
Mardi menjelaskan, terapi yang digunakan untuk menyembuhkan phobia kelabang sangat beraneka ragam, tergantung berat-ringannya phobia tersebut. Bila phobianya sudah sangat berat, menurut Mardi, biasanya digunakan psikofarmaka terapi. Caranya, dengan memberikan obat-obatan anti cemas. “Tapi, tentunya dibarengi dengan terapi lainnya. Tidak berdiri sendiri. Psikofarmaka diberika bila phobianya telah berat. Misalnya sampai terbawa mimpi atau selalu teringat, selalu menimbulkan cemas dengan puncaknya gangguan panik, misalnya,” papar Mardi.
Bila tidak, demikian Mardi, biasanya cukup dengan behovior therapy (terapi tingkah laku). Misalnnya dengan cara sensitikasi. “Kita perlihatkan gambar kelabang terlebih dahulu. Bila dia sudah tidak takut kepada gambar, kita perlihatkan kelabang hidup dalam jarang yang jauh. Semakin hari jaraknya semakin diperdekatkan,” ujarnya.
Tapi, karena kelabang makhluk yang berbisa, maka tentu pasien tidak pernah sampai menyentuh kelabang. Cukup dalam jarak satu meter saja misalnya. Cara ini, demikian Mardi, memakan waktu cukup lama. Perlu adaptasi.
Misalnnya, kalau dengan gambar saja sudah takut, tentunya tidak bisa langsung ditunjukkan kelabang hidup dalam jarak yang cukup jauh.” Jadi, proses penyembuhan mesti bertahap,” kata Mardi pula.
Selain itu, ada cara penyembuhan lainnya yang disebut flooding. Caranya, si penderita sekaligus diperlihatkan kelabang sesungguhnya dalam jarak dekat. Tentunya dengan pengamanan, sebab hewan itu berbisa. Menurut Mardi, kadang-kadang terapi ini bisa berhasil dalam waktu lebih cepat daripada sensitikasi.
Tapi, bila mental pasien tidak cukup kuat, maka cara flooding ini biasanya dikombinasikan dengan psikofarmaka. Jadi, sipenderita diberikan obat anti cemas, baru dilakukan flooding. Menurut Mardi, ada lagi cara lain, yakni punishment system, suatu bentuk terapi dengan memberi hukuman. Bila diperlihatkan gambar kelabang dan pasien takut, maka ia diberi hukuman. Sehingga, daripada dihukum pasien jadi (dipaksa) berani.
Ada juga terapi reward system. Misalnya bila pasien berani melihat kelabangg dari jarak dekat, dia diberi sesuatu hadiah. Namun, terapi punishment system dan reward system ini biasanya digunakan untuk penderita phobia yang masih kanak-kanak.
Berikut sedikit informasi terapi untuk mengobati phobia, jika Anda atau keluarga Anda mengalami phobia yang berat, pergilah ke psikiater untuk mengatasinya. Semoga bermanfaat dan terima kasih
MACAM
MACAM PHOBIA
Achluophobia - Takut
akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia - Takut akan suara.
Acrophobia - Takut akan ketinggian.
Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara,atau material beracun yang ada di udara.
Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
Agateophobia - Takut akan kegilaan.
Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
Agrizoophobia - Takut aklan binatang liar.
Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
Alektorophobia - Takut pada ayam.
Algophobia - Takut pada rasa sakit.
Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
Altophobia - Takut akan ketinggian.
Amathophobia - Takut akan debu.
Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
Ambulophobia - Takut berjalan.
Amnesiphobia - Takut amnesia.
Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
Anablephobia - Takut melihat ke atas.
Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
Androphobia - Takut pada laki-laki.
Anemophobia - Takut pada angin.(Ancraophobia)
Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Antlophobia - Takut akan banjir.
Anuptaphobia - Takut hidup sendiri.
Apeirophobia - Takut akan sesuatu yang tak berakhir.
Aphenphosmphobia - Takut disentuh. (Haphephobia)
Apiphobia - Takut pada lebah.
Apotemnophobia - Takut kepada orang yang diamputasi.
Arachibutyrophobia - Takut pada selai kacang yang menempel pada langit-langit mulut.
Arachnephobia or Arachnophobia - Takut pada laba-laba.
Arithmophobia - Takut pada angka.
Arrhenphobia - Takut pada laki-laki.
Arsonphobia - Takut pada api.
Asthenophobia - Takut pingsan dan takut lemah.
Astraphobia or Astrapophobia - Takut pada guntur dan kilat.(Ceraunophobia, Keraunophobia)
Astrophobia - Takut pada bintang-bintang atau hal yang berhubungan dengan angkasa.
Asymmetriphobia - Takut pada benda-benda asimetris.
Ataxiophobia - Takut akan ataxia. (diskoordinasi otot)
Ataxophobia - Takut akan ketidakteraturan atau ketidakrapihan.
Atelophobia - Takut akan ketidaksempurnaan.
Atephobia - Takut akan runtuh atau reruntuhan.
Athazagoraphobia - Takut dilupakan atau diabaikan atau terlupakan.
Atomosophobia - Takut akan ledakan atom.
Atychiphobia - Takut akan kegagalan.
Aulophobia - Takut akan seruling.
Aurophobia - Takut pada emas.
Auroraphobia - Takut akan cahaya di utara.
Autodysomophobia - Takut pada orang yang berbau tidak sedap.
Automatonophobia - Takut pada boneka yang berbicara melalui suara perut , makhluk-makhluk animasi, patung lilin - segala sesuatu yang secara memberikan sensasi hidup
Automysophobia - Takut kotor.
Autophobia - Takut ditinggal sendiri atau menyendiri.
Aviophobia or Aviatophobia - Takut terbang.
Bacillophobia - Takut pada mikroba.
Bacteriophobia - Takut pada bacteria.
Ballistophobia - Takut pada peluru dan peluru kendali.
Bolshephobia - Takut pada Bolsheviks.
Barophobia - Takut pada gravitasi.
Basophobia or Basiphobia - ketidakmampuan untuk berdiri. Takut untuk berjalan atau jatuh.
Bathmophobia - Takut akan tangga atau tempat sempit.
Bathophobia - Takut kedalaman.
Batophobia - Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
Batrachophobia - Takut pada binatang amphibi, seperti katak, kadal air, salamander, dll.
Belonephobia - Takut pada peniti dan jarum. (Aichmophobia)
Bibliophobia - Takut pada buku.
Blennophobia - Takut pada lumpur/kotoran.
Bogyphobia - Takut pada bogey atau bogeyman.
Botanophobia - Takut pada tanaman.
Bromidrosiphobia or Bromidrophobia - Takut pada bau badan.
Brontophobia - Takut pada guntur dan petir.
Bufonophobia - Takut pada kodok.
Cacophobia - Takut akan keburukan.
Cainophobia or Cainotophobia - Takut pada hal yang baru, kesenangan baru.
Caligynephobia - Takut pada wanita cantik.
Cancerophobia or Carcinophobia - Takut kanker.
Cardiophobia - Takut pada hati/jantung.
Carnophobia - Takut pada daging.
Catagelophobia - Takut ditertawakan.
Catapedaphobia - Takut melompat dari tempat tinggi dan tempat rendah.
Cathisophobia - Takut untuk duduk.
Catoptrophobia - Takut akan cermin.
Cenophobia or Centophobia - Takut pada hal atau ide baru.
Ceraunophobia or Keraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Chaetophobia - Takut pada rambut.
Cheimaphobia or Cheimatophobia - Takut pada hawa dingin.(Frigophobia, Psychophobia)
Chemophobia - Takut pada bahan kimia atau bekerja dengan bahan kimia.
Cherophobia - Takut pada keriangan/kegembiraan.
Chionophobia - Takut pada salju.
Chiraptophobia - Takut disentuh.
Chirophobia - Takut pada tangan.
Cholerophobia - Takut marah atau takut pada kolera.
Chorophobia - Takut menari.
Chrometophobia or Chrematophobia - Takut pada uang.
Chromophobia or Chromatophobia - Takut pada warna.
Chronophobia - Takut pada waktu.
Chronomentrophobia - Takut pada jam.
Cibophobia - Takut pada makanan.(Sitophobia, Sitiophobia)
Claustrophobia - Takut pada ruang terbatas.
Cleithrophobia or Cleisiophobia - Takut terkunci di tempat tertutup.
Cleptophobia - Takut kecurian.
Climacophobia - Takut pada tangga, mamanjat, atau takut jatuh dari tangga.
Clinophobia - Takut untuk tidur.
Clithrophobia or Cleithrophobia - Takut untuk disertakan.
Cnidophobia - Takut pada sengatan.
Cometophobia - Takut pada komet.
Coimetrophobia - Takut pada kuburan.
Coitophobia - Takut unutk bersetubuh.
Contreltophobia - Takut akan pelecehan seksual.
Coprastasophobia - Takut akan sembelit.
Coprophobia - Takut pada kotoran/tinja.
Consecotaleophobia - Takut pada sumpit.
Coulrophobia - Takut pada badut.
Counterphobia - Preferensi para phobia untuk situasi yang menakutkan.
Cremnophobia - Takut pada situasi berbahaya.
Cryophobia - Takut pada dingin yang ekstrim, es atau beku.
Crystallophobia - Takut pada kristal atau kaca.
Cyberphobia - Takut pada komputer atau bekerja menggunakan komputer.
Cyclophobia - Takut pada sepeda roda dua.
Cymophobia or Kymophobia - Takut pada ombak atau gerkan menyerupai ombak.
Cynophobia - Takut apada anjing atau rabies.
Cypridophobia or Cypriphobia or Cyprianophobia or Cyprinophobia - Takut pada wanita tuna susila or penularan penyakit melalui hubungan intim.
Decidophobia - Takut untuk mengambil keputusan.
Defecaloesiophobia - Takut akan pergerakan isi perut yang menyakitkan.
Deipnophobia - Takut akan makan malam dan obrolan pada saat makan malam.
Dementophobia - Takut akan kegilaan.
Demonophobia or Daemonophobia - Takut pada iblis.
Demophobia - Takut pada kerumunan orang. (Agoraphobia)
Dendrophobia - Takut pada pohon.
Dentophobia - Takut pada doktor gigi.
Dermatophobia - Takut pada luka kulit.
Dermatosiophobia or Dermatophobia or Dermatopathophobia - Takut pada penyakit kulit.
Dextrophobia - Takut pada benda yang ada di sebelah kanan badan.
Diabetophobia - Takut pada diabetes.
Didaskaleinophobia - Takut pergi ke sekolah.
Dikephobia - Takut akan keadilan.
Dinophobia - Takut akan kepeningan/kepusinngan atau whirlpool.
Diplophobia - Takut akan penglihatan ganda.
Dipsophobia - Takut pada minuman.
Dishabiliophobia - Takut membuka baju didepan seseorang.
Domatophobia - Takut pada rumah atau berada di dalam rumah.(Eicophobia, Oikophobia)
Doraphobia - Takut pada bulu, atau bulu binatang.
Doxophobia - Takut mengemukakan pendapat atau menerima pujian.
Dromophobia - Takut menyebrang jalan.
Dutchphobia - Takut pada orang belanda.
Dysmorphophobia - Takut pada kelainan bentuk/bentuk yang cacat.
Dystychiphobia - Takut pada kecelakaan.
Ecclesiophobia - Takut pada gereja.
Ecophobia - Takut pada kampung halaman/rumah sendiri.
Eicophobia - Takut pada lingkungan sekitar rumah.(Domatophobia, Oikophobia)
Eisoptrophobia - Takut pada cermin atau melihat diri sendiri pada cermin.
Electrophobia - Takut pada listrik.
Eleutherophobia - Takut akan kebebasan.
Elurophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia)
Emetophobia - Takut muntah/ muntahan.
Enetophobia - Takut pada peniti.
Enochlophobia - Takut pada kerumunan orang.
Enosiophobia or Enissophobia - Takut mengalami dosa tak termaafkana atau takut kecaman.
Entomophobia - Takut pada serangga.
Eosophobia - Takut pada senja atau subuh.
Ephebiphobia - Takut pada anak muda.
Epistaxiophobia - Takut pada hidung berdarah.
Epistemophobia - Talut pada ilmu pengetahuan.
Equinophobia - Takut pada kuda.
Eremophobia - Takut sendirian atau ditinggal sendirian.
Ereuthrophobia - Takut muka memerah.
Ergasiophobia - 1) Takut pada pekerjaan. 2) ahli bedah : Takut untuk mengoperasi.
Ergophobia - Takut unutk bekerja.
Erotophobia - Takut pada cinta seksual atau pertanyaan seksual.
Euphobia - Takut mendengarkan kabar baik.
Eurotophobia - Takut pada alat kelamin wanita.
Erythrophobia or Erytophobia or Ereuthophobia - 1) Takut pada lampu merah. 2) memerah. 3) warna merah.
Febriphobia or Fibriphobia or Fibriophobia - Takut akan demam.
Felinophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, Gatophobia)
Francophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Gallophobia, Galiophobia)
Frigophobia - Takut dingin atau benda-benda yang dingin.(Cheimaphobia, Cheimatophobia, Psychrophobia)
Galeophobia or Gatophobia - Takut pada Kucing.
Gallophobia or Galiophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Francophobia)
Gamophobia - Takut akan pernikahan.
Geliophobia - Takut tertawa.
Geniophobia - Takut pada dagu.
Genophobia - Takut pada sex.
Genuphobia - Takut pada lutut.
Gephyrophobia or Gephydrophobia or Gephysrophobia - Takut melewati jembatan.
Germanophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan jerman.
Gerascophobia - Takut menjadi tua.
Gerontophobia - Takut pada orang tua/lanjut usia dan takut menjadi tua.
Geumaphobia or Geumophobia - Takut pada cita rasa/selera.
Glossophobia - Takut berbicara di depan umum, atau takut mencoba untuk berbicara.
Gnosiophobia - Takut pada ilmu pengetahuan.
Graphophobia - Takut unutk menulis atau takut pada tulisan tangan.
Gymnophobia - Takut pada kedaan telanjang.
Gynephobia or Gynophobia - Takut pada wanita.
Hadephobia - Takut neraka.
Hagiophobia - Takut pada orang suci dan segala sesuatu yang suci.
Hamartophobia - Takut berbuat dosa.
Haphephobia or Haptephobia - Takut disentuh.
Harpaxophobia - Takut dirampok.
Hedonophobia - Takut melakukan/mendapat kesenangan.
Heliophobia - Takut pada matahari.
Hellenologophobia - Takut pada istilah-istilah yunani atau terminologi ilmu pengetahuan yang kompleks.
Helminthophobia - Takut dikerubuti oleh cacing.
Hemophobia or Hemaphobia or Hematophobia - Takut pada darah.
Heresyphobia or Hereiophobia - Takut akan tantangan pada ajaran resmi atau penyimpangan radikal.
Herpetophobia - Takut pada reptil atau binatang merayap yang mengerikan.
Heterophobia - Takut pada lawan jenis. (Sexophobia)
Hexakosioihexekontahexaphobia - Takut pada nomor 666.
Hierophobia - Takut pada pendeta atau hal-hal keramat.
Hippophobia - Takut pada kuda.
Hippopotomonstrosesquippedaliophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Hobophobia - Takut pada gelandangan dan pengemis.
Hodophobia - Takut untuk melakukan perjalanan darat.
Hormephobia - Takut pada goncangan/getaran.
Homichlophobia - Takut pada kabut.
Homilophobia - Takut pada khotbah/nasehat.
Hominophobia - Takut pada laki-laki.
Homophobia - Takut pada kesamaan, monotony atau homoseksual atau menjadi homoseks.
Hoplophobia - Takut pada senjata api.
Hydrargyophobia - Takut pada obat-obatan yang mengandung merkuri.
Hydrophobia - Takut pada air atau rabies.
Hydrophobophobia - Takut pada rabies.
Hyelophobia or Hyalophobia - Takut pada kaca.
Hygrophobia - Takut pada benda cair, kelembabpan.
Hylephobia - Takut akan materialisme atau takut akan epilepsi
Hylophobia - Takut pada hutan.
Hypengyophobia or Hypegiaphobia - Takut untuk melakukan tanggung jawab.
Hypnophobia - Takut untuk tidur atau Takut dihipnotis.
Hypsiphobia - Takut pada ketinggian.
Iatrophobia - Takut pergi ke doktor atau takut pada doktor.
Ichthyophobia - Takut pada ikan.
Ideophobia - Takut pada ide-ide.
Illyngophobia - Takut vertigo atau merasa pusing jika melihat ke bawah.
Iophobia - Takut pada racun.
Insectophobia - Takut pada serangga.
Isolophobia - Takut diasingkan, atau sendirian.
Isopterophobia - Takut pada rayap, serangga yang memakan kayu.
Ithyphallophobia - Takut untuk melihat, memikirkan atau mengalami ereksi.
Japanophobia - Takut pada orang jepang.
Judeophobia - Takut pada orang yahudi.
Kainolophobia or Kainophobia - Takut akan sesuatu yang baru,ide baru.
Kakorrhaphiophobia - Takut akan kegagalan atau dikalahkan.
Katagelophobia - Takut ditertawakan.
Kathisophobia - Takut untuk duduk.
Kenophobia - Takut pada kekosongan atau tempat yang kosong.
Keraunophobia or Ceraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Kinetophobia or Kinesophobia - Takut pada gerakan.
Kleptophobia - Takut kecurian/mencuri.
Koinoniphobia - Takut pada ruangan.
Kolpophobia - Takut pada alat kelamin, khusunya alat kelamin wanita.
Kopophobia - Takut kelelahan/kepenatan.
Koniophobia - Takut pada debu. (Amathophobia)
Kosmikophobia - Takut pada fenomena luar angkasa.
Kymophobia - Takut pada ombak.gelombang. (Cymophobia)
Kynophobia - Takut rabies.
Kyphophobia - Takut unutk berhenti.
Lachanophobia - Takut pada sayuran.
Laliophobia or Lalophobia - Takut untuk berbicara.
Leprophobia or Lepraphobia - Takut pada penyakit kusta.
Leukophobia - Takut pada warna putih.
Levophobia - Takut pada sesuatu di sebelah kiri tubuh.
Ligyrophobia - Takut pada suara keras/kencang.
Lilapsophobia-Takut pada topan dan angin puyuh.
Limnophobia - Takut pada danau.
Linonophobia - Takut pada tali.
Liticaphobia - Takut pada tuntutan hukum.
Lockiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Logizomechanophobia - Takut pada komputer.
Logophobia - Takut pada kata-kata.
Luiphobia - Takut pada shipilis.
Lutraphobia - Takut pada berang-berang.
Lygophobia - Takut pada kegelapan/takut gelap.
Lyssophobia - Takut pada rabies atau menjadi gila.
Acousticophobia - Takut akan suara.
Acrophobia - Takut akan ketinggian.
Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara,atau material beracun yang ada di udara.
Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
Agateophobia - Takut akan kegilaan.
Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
Agrizoophobia - Takut aklan binatang liar.
Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
Alektorophobia - Takut pada ayam.
Algophobia - Takut pada rasa sakit.
Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
Altophobia - Takut akan ketinggian.
Amathophobia - Takut akan debu.
Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
Ambulophobia - Takut berjalan.
Amnesiphobia - Takut amnesia.
Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
Anablephobia - Takut melihat ke atas.
Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
Androphobia - Takut pada laki-laki.
Anemophobia - Takut pada angin.(Ancraophobia)
Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Antlophobia - Takut akan banjir.
Anuptaphobia - Takut hidup sendiri.
Apeirophobia - Takut akan sesuatu yang tak berakhir.
Aphenphosmphobia - Takut disentuh. (Haphephobia)
Apiphobia - Takut pada lebah.
Apotemnophobia - Takut kepada orang yang diamputasi.
Arachibutyrophobia - Takut pada selai kacang yang menempel pada langit-langit mulut.
Arachnephobia or Arachnophobia - Takut pada laba-laba.
Arithmophobia - Takut pada angka.
Arrhenphobia - Takut pada laki-laki.
Arsonphobia - Takut pada api.
Asthenophobia - Takut pingsan dan takut lemah.
Astraphobia or Astrapophobia - Takut pada guntur dan kilat.(Ceraunophobia, Keraunophobia)
Astrophobia - Takut pada bintang-bintang atau hal yang berhubungan dengan angkasa.
Asymmetriphobia - Takut pada benda-benda asimetris.
Ataxiophobia - Takut akan ataxia. (diskoordinasi otot)
Ataxophobia - Takut akan ketidakteraturan atau ketidakrapihan.
Atelophobia - Takut akan ketidaksempurnaan.
Atephobia - Takut akan runtuh atau reruntuhan.
Athazagoraphobia - Takut dilupakan atau diabaikan atau terlupakan.
Atomosophobia - Takut akan ledakan atom.
Atychiphobia - Takut akan kegagalan.
Aulophobia - Takut akan seruling.
Aurophobia - Takut pada emas.
Auroraphobia - Takut akan cahaya di utara.
Autodysomophobia - Takut pada orang yang berbau tidak sedap.
Automatonophobia - Takut pada boneka yang berbicara melalui suara perut , makhluk-makhluk animasi, patung lilin - segala sesuatu yang secara memberikan sensasi hidup
Automysophobia - Takut kotor.
Autophobia - Takut ditinggal sendiri atau menyendiri.
Aviophobia or Aviatophobia - Takut terbang.
Bacillophobia - Takut pada mikroba.
Bacteriophobia - Takut pada bacteria.
Ballistophobia - Takut pada peluru dan peluru kendali.
Bolshephobia - Takut pada Bolsheviks.
Barophobia - Takut pada gravitasi.
Basophobia or Basiphobia - ketidakmampuan untuk berdiri. Takut untuk berjalan atau jatuh.
Bathmophobia - Takut akan tangga atau tempat sempit.
Bathophobia - Takut kedalaman.
Batophobia - Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
Batrachophobia - Takut pada binatang amphibi, seperti katak, kadal air, salamander, dll.
Belonephobia - Takut pada peniti dan jarum. (Aichmophobia)
Bibliophobia - Takut pada buku.
Blennophobia - Takut pada lumpur/kotoran.
Bogyphobia - Takut pada bogey atau bogeyman.
Botanophobia - Takut pada tanaman.
Bromidrosiphobia or Bromidrophobia - Takut pada bau badan.
Brontophobia - Takut pada guntur dan petir.
Bufonophobia - Takut pada kodok.
Cacophobia - Takut akan keburukan.
Cainophobia or Cainotophobia - Takut pada hal yang baru, kesenangan baru.
Caligynephobia - Takut pada wanita cantik.
Cancerophobia or Carcinophobia - Takut kanker.
Cardiophobia - Takut pada hati/jantung.
Carnophobia - Takut pada daging.
Catagelophobia - Takut ditertawakan.
Catapedaphobia - Takut melompat dari tempat tinggi dan tempat rendah.
Cathisophobia - Takut untuk duduk.
Catoptrophobia - Takut akan cermin.
Cenophobia or Centophobia - Takut pada hal atau ide baru.
Ceraunophobia or Keraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Chaetophobia - Takut pada rambut.
Cheimaphobia or Cheimatophobia - Takut pada hawa dingin.(Frigophobia, Psychophobia)
Chemophobia - Takut pada bahan kimia atau bekerja dengan bahan kimia.
Cherophobia - Takut pada keriangan/kegembiraan.
Chionophobia - Takut pada salju.
Chiraptophobia - Takut disentuh.
Chirophobia - Takut pada tangan.
Cholerophobia - Takut marah atau takut pada kolera.
Chorophobia - Takut menari.
Chrometophobia or Chrematophobia - Takut pada uang.
Chromophobia or Chromatophobia - Takut pada warna.
Chronophobia - Takut pada waktu.
Chronomentrophobia - Takut pada jam.
Cibophobia - Takut pada makanan.(Sitophobia, Sitiophobia)
Claustrophobia - Takut pada ruang terbatas.
Cleithrophobia or Cleisiophobia - Takut terkunci di tempat tertutup.
Cleptophobia - Takut kecurian.
Climacophobia - Takut pada tangga, mamanjat, atau takut jatuh dari tangga.
Clinophobia - Takut untuk tidur.
Clithrophobia or Cleithrophobia - Takut untuk disertakan.
Cnidophobia - Takut pada sengatan.
Cometophobia - Takut pada komet.
Coimetrophobia - Takut pada kuburan.
Coitophobia - Takut unutk bersetubuh.
Contreltophobia - Takut akan pelecehan seksual.
Coprastasophobia - Takut akan sembelit.
Coprophobia - Takut pada kotoran/tinja.
Consecotaleophobia - Takut pada sumpit.
Coulrophobia - Takut pada badut.
Counterphobia - Preferensi para phobia untuk situasi yang menakutkan.
Cremnophobia - Takut pada situasi berbahaya.
Cryophobia - Takut pada dingin yang ekstrim, es atau beku.
Crystallophobia - Takut pada kristal atau kaca.
Cyberphobia - Takut pada komputer atau bekerja menggunakan komputer.
Cyclophobia - Takut pada sepeda roda dua.
Cymophobia or Kymophobia - Takut pada ombak atau gerkan menyerupai ombak.
Cynophobia - Takut apada anjing atau rabies.
Cypridophobia or Cypriphobia or Cyprianophobia or Cyprinophobia - Takut pada wanita tuna susila or penularan penyakit melalui hubungan intim.
Decidophobia - Takut untuk mengambil keputusan.
Defecaloesiophobia - Takut akan pergerakan isi perut yang menyakitkan.
Deipnophobia - Takut akan makan malam dan obrolan pada saat makan malam.
Dementophobia - Takut akan kegilaan.
Demonophobia or Daemonophobia - Takut pada iblis.
Demophobia - Takut pada kerumunan orang. (Agoraphobia)
Dendrophobia - Takut pada pohon.
Dentophobia - Takut pada doktor gigi.
Dermatophobia - Takut pada luka kulit.
Dermatosiophobia or Dermatophobia or Dermatopathophobia - Takut pada penyakit kulit.
Dextrophobia - Takut pada benda yang ada di sebelah kanan badan.
Diabetophobia - Takut pada diabetes.
Didaskaleinophobia - Takut pergi ke sekolah.
Dikephobia - Takut akan keadilan.
Dinophobia - Takut akan kepeningan/kepusinngan atau whirlpool.
Diplophobia - Takut akan penglihatan ganda.
Dipsophobia - Takut pada minuman.
Dishabiliophobia - Takut membuka baju didepan seseorang.
Domatophobia - Takut pada rumah atau berada di dalam rumah.(Eicophobia, Oikophobia)
Doraphobia - Takut pada bulu, atau bulu binatang.
Doxophobia - Takut mengemukakan pendapat atau menerima pujian.
Dromophobia - Takut menyebrang jalan.
Dutchphobia - Takut pada orang belanda.
Dysmorphophobia - Takut pada kelainan bentuk/bentuk yang cacat.
Dystychiphobia - Takut pada kecelakaan.
Ecclesiophobia - Takut pada gereja.
Ecophobia - Takut pada kampung halaman/rumah sendiri.
Eicophobia - Takut pada lingkungan sekitar rumah.(Domatophobia, Oikophobia)
Eisoptrophobia - Takut pada cermin atau melihat diri sendiri pada cermin.
Electrophobia - Takut pada listrik.
Eleutherophobia - Takut akan kebebasan.
Elurophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia)
Emetophobia - Takut muntah/ muntahan.
Enetophobia - Takut pada peniti.
Enochlophobia - Takut pada kerumunan orang.
Enosiophobia or Enissophobia - Takut mengalami dosa tak termaafkana atau takut kecaman.
Entomophobia - Takut pada serangga.
Eosophobia - Takut pada senja atau subuh.
Ephebiphobia - Takut pada anak muda.
Epistaxiophobia - Takut pada hidung berdarah.
Epistemophobia - Talut pada ilmu pengetahuan.
Equinophobia - Takut pada kuda.
Eremophobia - Takut sendirian atau ditinggal sendirian.
Ereuthrophobia - Takut muka memerah.
Ergasiophobia - 1) Takut pada pekerjaan. 2) ahli bedah : Takut untuk mengoperasi.
Ergophobia - Takut unutk bekerja.
Erotophobia - Takut pada cinta seksual atau pertanyaan seksual.
Euphobia - Takut mendengarkan kabar baik.
Eurotophobia - Takut pada alat kelamin wanita.
Erythrophobia or Erytophobia or Ereuthophobia - 1) Takut pada lampu merah. 2) memerah. 3) warna merah.
Febriphobia or Fibriphobia or Fibriophobia - Takut akan demam.
Felinophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, Gatophobia)
Francophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Gallophobia, Galiophobia)
Frigophobia - Takut dingin atau benda-benda yang dingin.(Cheimaphobia, Cheimatophobia, Psychrophobia)
Galeophobia or Gatophobia - Takut pada Kucing.
Gallophobia or Galiophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Francophobia)
Gamophobia - Takut akan pernikahan.
Geliophobia - Takut tertawa.
Geniophobia - Takut pada dagu.
Genophobia - Takut pada sex.
Genuphobia - Takut pada lutut.
Gephyrophobia or Gephydrophobia or Gephysrophobia - Takut melewati jembatan.
Germanophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan jerman.
Gerascophobia - Takut menjadi tua.
Gerontophobia - Takut pada orang tua/lanjut usia dan takut menjadi tua.
Geumaphobia or Geumophobia - Takut pada cita rasa/selera.
Glossophobia - Takut berbicara di depan umum, atau takut mencoba untuk berbicara.
Gnosiophobia - Takut pada ilmu pengetahuan.
Graphophobia - Takut unutk menulis atau takut pada tulisan tangan.
Gymnophobia - Takut pada kedaan telanjang.
Gynephobia or Gynophobia - Takut pada wanita.
Hadephobia - Takut neraka.
Hagiophobia - Takut pada orang suci dan segala sesuatu yang suci.
Hamartophobia - Takut berbuat dosa.
Haphephobia or Haptephobia - Takut disentuh.
Harpaxophobia - Takut dirampok.
Hedonophobia - Takut melakukan/mendapat kesenangan.
Heliophobia - Takut pada matahari.
Hellenologophobia - Takut pada istilah-istilah yunani atau terminologi ilmu pengetahuan yang kompleks.
Helminthophobia - Takut dikerubuti oleh cacing.
Hemophobia or Hemaphobia or Hematophobia - Takut pada darah.
Heresyphobia or Hereiophobia - Takut akan tantangan pada ajaran resmi atau penyimpangan radikal.
Herpetophobia - Takut pada reptil atau binatang merayap yang mengerikan.
Heterophobia - Takut pada lawan jenis. (Sexophobia)
Hexakosioihexekontahexaphobia - Takut pada nomor 666.
Hierophobia - Takut pada pendeta atau hal-hal keramat.
Hippophobia - Takut pada kuda.
Hippopotomonstrosesquippedaliophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Hobophobia - Takut pada gelandangan dan pengemis.
Hodophobia - Takut untuk melakukan perjalanan darat.
Hormephobia - Takut pada goncangan/getaran.
Homichlophobia - Takut pada kabut.
Homilophobia - Takut pada khotbah/nasehat.
Hominophobia - Takut pada laki-laki.
Homophobia - Takut pada kesamaan, monotony atau homoseksual atau menjadi homoseks.
Hoplophobia - Takut pada senjata api.
Hydrargyophobia - Takut pada obat-obatan yang mengandung merkuri.
Hydrophobia - Takut pada air atau rabies.
Hydrophobophobia - Takut pada rabies.
Hyelophobia or Hyalophobia - Takut pada kaca.
Hygrophobia - Takut pada benda cair, kelembabpan.
Hylephobia - Takut akan materialisme atau takut akan epilepsi
Hylophobia - Takut pada hutan.
Hypengyophobia or Hypegiaphobia - Takut untuk melakukan tanggung jawab.
Hypnophobia - Takut untuk tidur atau Takut dihipnotis.
Hypsiphobia - Takut pada ketinggian.
Iatrophobia - Takut pergi ke doktor atau takut pada doktor.
Ichthyophobia - Takut pada ikan.
Ideophobia - Takut pada ide-ide.
Illyngophobia - Takut vertigo atau merasa pusing jika melihat ke bawah.
Iophobia - Takut pada racun.
Insectophobia - Takut pada serangga.
Isolophobia - Takut diasingkan, atau sendirian.
Isopterophobia - Takut pada rayap, serangga yang memakan kayu.
Ithyphallophobia - Takut untuk melihat, memikirkan atau mengalami ereksi.
Japanophobia - Takut pada orang jepang.
Judeophobia - Takut pada orang yahudi.
Kainolophobia or Kainophobia - Takut akan sesuatu yang baru,ide baru.
Kakorrhaphiophobia - Takut akan kegagalan atau dikalahkan.
Katagelophobia - Takut ditertawakan.
Kathisophobia - Takut untuk duduk.
Kenophobia - Takut pada kekosongan atau tempat yang kosong.
Keraunophobia or Ceraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Kinetophobia or Kinesophobia - Takut pada gerakan.
Kleptophobia - Takut kecurian/mencuri.
Koinoniphobia - Takut pada ruangan.
Kolpophobia - Takut pada alat kelamin, khusunya alat kelamin wanita.
Kopophobia - Takut kelelahan/kepenatan.
Koniophobia - Takut pada debu. (Amathophobia)
Kosmikophobia - Takut pada fenomena luar angkasa.
Kymophobia - Takut pada ombak.gelombang. (Cymophobia)
Kynophobia - Takut rabies.
Kyphophobia - Takut unutk berhenti.
Lachanophobia - Takut pada sayuran.
Laliophobia or Lalophobia - Takut untuk berbicara.
Leprophobia or Lepraphobia - Takut pada penyakit kusta.
Leukophobia - Takut pada warna putih.
Levophobia - Takut pada sesuatu di sebelah kiri tubuh.
Ligyrophobia - Takut pada suara keras/kencang.
Lilapsophobia-Takut pada topan dan angin puyuh.
Limnophobia - Takut pada danau.
Linonophobia - Takut pada tali.
Liticaphobia - Takut pada tuntutan hukum.
Lockiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Logizomechanophobia - Takut pada komputer.
Logophobia - Takut pada kata-kata.
Luiphobia - Takut pada shipilis.
Lutraphobia - Takut pada berang-berang.
Lygophobia - Takut pada kegelapan/takut gelap.
Lyssophobia - Takut pada rabies atau menjadi gila.
Cara
Mengatasi ketakutan, menghilangkan rasa takut dan tips menghilangkan
ketakutan.
1. Kenali ketakutan
Anda
Langkah pertama
mengatasi rasa takut adalah mengenali penyebabnya. Kemudian, apa yang membuat
Anda merasakan takut, dan bagaimana perasaan itu menguasai Anda.
Dengan menyadari apa
yang ditakutkan, hal ini akam membantu Anda mengurangi rasa takut. Sebab, saat
berusaha menyadarinya, Anda berdialog dengan diri sendiri untuk mencari jalan
keluarnya.
2. Menantang
ketakutan
Bila takut akan
sesuatu, salah satu cara terbaik mengatasinya adalah menghadapi dan
menantangnya. Jika Anda takut ketinggian, pergilah ke atas sebuah gedung tinggi
dan melihat ke bawah. Cara ini membantu Anda mengatasi rasa takut.
3. Membangun mental
kendali
Hal ini yang sederhana
sekali seperti belajar mengendalikan pikiran Anda untuk menghindari rasa takut.
Bila mulai merasa takut, lawanlah perasaan itu. Lakukan sesuatu untuk
mengalihkan perhatian dan hentikan perasaan yang membuat takut.
Hal ini penting sekali
dlakukan, terutama bagi mereka yang tidak mampu mengontrol ketakutan sehingga
selalu mengkhawatirkan hal-hal sama. Caranya, hanya menghentikan kekhawatiran atau
ketakutan berlebihan.
4. Ubah ketakutan
Untuk menghadapi sumber
dari rasa takut, maka harus mengakui apa yang membuat Anda takut. Setelah itu,
mengubah rasa takut dengan mencari tahu cara menghadapinya.
Jika merasa takut
berjalan sendirian pada malam hari, maka sebaiknya Anda mengambil kursus bela
diri untuk melindungi diri. Atau, bila khawatir tentang padangan orang-orang
terhadap Anda, maka tingkatkanlah keterampilan sehingga Anda menjadi lebih
percaya diri.
5. Santai dan bangun
keyakinan
Memerangi ketakutan
merupakan salah satu strategi bagus. Sambil melawan rasa takut, Anda sekaligus
membangun rasa percaya diri. Semakin Anda percaya diri, rasa takut yang
menguasai pikiran Anda akan berkurang. Meditasi dan Yoga dapat menjadi
aktivitas pilihan untuk mengatasi rasa takut.
Cara Menangani Rasa
Takut (Phobia) Pada Anak
Bentuk ekspresi
ketakutan itu sendiri bisa macam-macam. Biasanya lewat tangisan, jeritan,
bersembunyi atau tak mau lepas dari orang tuanya. Untungnya, seperti
dijelaskan, rasa takut ini akan hilang dengan sendirinya seiring dengan
berjalannya waktu. “Saat anak merasa aman dengan dirinya sendiri maupun
lingkungannya, hilanglah rasa takut tadi. Tentu saja perlu dukungan orang tua.”
Yang jadi masalah adalah bila rasa takut mengendap dan tak teratasi sehingga
berpengaruh pada aktivitas sehari-hari anak. “Bahkan bisa mengarah jadi
ketakutan yang bersifat patologis. Malah bisa fobia alias ketakutan berlebih
karena pernah mengalami kejadian tertentu.
Berikut ini rasa takut
yang banyak dialami anak dan cara mengatasinya dengan cara bermain peran:
1. Takut Dokter
Anak biasanya takut
dokter karena pengalamannya pernah disuntik yang ternyata rasanya cukup
menyakitkan bagi mereka. Maka tak heran, baru memasuki ruangan dokter atau
melihat peralatan sampai mencium “bau” obatnya saja, anak sudah menjerit-jerit
atau menangis histeris. Apalagi kalau saat diperiksa dan disuntik. Penyebabnya
selain karena punya pengalaman traumatik, bisa jadi ia dulu kenyang
ditakut-takuti bakal disuntik dan sebagainya oleh orang tuanya.
Cara mengatasinya:
Anak memainkan peran
sebagai dokter, sedangkan orang tua atau kakak/adik berpurapura Menjadi
pasiennya. Gunakan mainan berbentuk alat-alat yang biasa digunakan dokter,
seperti stetoskop. Biarkan anak bereksplorasi dan berimajinasi memerankandokter
yang sedang memeriksa pasien. Secara tak langsung, anak Menjadi tahu bagaimana
cara dokter menghadapi pasien pasien yang takut diperiksa. Semisal dengan cara
menenangkannya, “Jangan takut, ya, Bu-Pak. Saya Cuma periksa sebentar aja, kok.
Kalaupun harus disuntik, enggak sakit, kok. Kan, supaya lekas sembuh.” Dengan
berpura-pura memberikan nasihat seperti itu, bukan tidak mungkin sosok dokter
justru menarik minatnya dan malah bercita-cita menjadi dokter.
2. Anak Takut pada
orang yang baru dikenal
Tak jarang anak-anak
tampak takut pada orang yang pertama kali ditemuinya. Dia akan berusaha menjaga
jarak, apalagi orang yang menghampirinya itu berwajah kurang “bersahabat”. Yang
juga kerap terjadi, orang tua terkesan berlebih saat menasihati anaknya untuk
tidak terlalu akrab dengan orang yang tidak dikenal. “Awas, kamu jangan
deket-deket sama orang yang enggak kamu kenal. Bisa-bisa kamu nanti diculik,
lo!” Memang, sih, ada segi positifnya bila orang tua senantiasa wanti-wanti si
kecil agar waspada terhadap orang lain atau yang baru dikenalnya. Tapi tentunya
bukan dengan cara berlebihan yang menyebabkan si kecil malah selalu ketakutan
pada orang lain.
Cara mengatasinya:
Ajak anak bermain
tamu-tamuan. Ikutkan pula teman-temannya. Posisikan dia untuk bergantian
memainkan peran sebagai tamu yang berkunjung ke rumah orang lain, atau sebagai
nyonya rumah yang kedatangan tamu. Bermain peran untuk mengikis rasa takut pada
orang lain juga bisa dilakukan dalam berbagai situasi, seperti di toko, sekolah
dan tempat keramaian lainnya.
3. Anak Takut Pada
Binatang
Adalah hal yang wajar
bila anak takut pada binatang yang baru pertama kali dilihatnya. Apalagi bila
hewan itu kelihatannya buas dan menyeramkan. Hanya saja sungguh sayang bila
orang tua tak berusaha menjelaskan dan memperkenalkan anak pada
binatang-binatang yang ditemuinya tadi. Seperti mengajaknya mengelus-elus bulu
kucing atau memberi makanan pada induk ayam dan anak-anaknya. Sangat tidak
bijaksana pula jika orang tua malah menambah rasa takut anak pada binatang yang
sebenarnya relatif tak membahayakan. “Awas, jangan dekat-dekat, nanti kamu
dicakar kucing.”
Cara mengatasinya:
Anak bermain peran
sebagai sosok pemandu/pelatih sirkus yang sehari-hari melatih binatang. Ini
akan menyadarkan anak bahwa binatang pada dasarnya bisa dilatih untuk menurut
dan diajak bekerja sama. Cara lain adalah dengan bermain sandiwara di panggung
yang menggelar cerita tentang hewan-hewan sebagai sahabat manusia.
4. Anak Takut Hantu
Banyaknya tayangan
televisi yang menyajikan program acara bertajuk cerita hantu tak ayal ikut
mempengaruhi kadar rasa takut anak-anak. Ironisnya, tak sedikit orang tua yang
menjadikan cerita hantu ini sebagai “senjata” untuk menakuti-nakuti si kecil.
Meskipun rasa takut pada hantu bisa saja terjadi akibat faktor “genetik” berupa
sikap penakut dari orang tuanya.
Cara mengatasinya:
Anak bermain peran
sebagai hantu yang selalu membantu orang yang kesulitan seperti film/buku
cerita Casper. Atau bisa juga berperan sebagai penyihir yang baik hati. Jadi,
anak mempersepsikan hantu bukan sebagai sosok yang menakutkan.
5. Anak yang Takut
Masuk Sekolah
Anak yang pertama kali
masuk TK awalnya takut beradaptasi dan bersosialisasi dengan guru dan
teman-teman barunya. Terlebih bila orang tua juga tak berusaha memperkenalkan
si kecil pada temannya.
Cara mengatasinya:
Sebelum didaftarkan
masuk TK, anak diajak bermain sekolah-sekolahan. Anak bermain peran sebagai
murid atau guru. Saudara sepupu si kecil atau tetangganya yang seusia bisa
dilibatkan untuk berpura-pura sebagai murid. Sehingga anak tak takut dan tak
canggung lagi di hari pertamanya masuk TK.
6. Anak yang Takut
Berpisah (SEPARATION ANXIETY)
Anak cemas harus
berpisah dengan orang terdekatnya. Terutama ibunya, yang selama 3 tahun pertama
menjadi figur paling dekat. Figur ibu, tak selalu harus berarti ibu kandung,
melainkan pengasuh, kakek-nenek, ayah, atau siapa saja yang memang dekat dengan
anak. Kelekatan anak dengan sosok ibu yang semula terasa amat kental, biasanya
akan berkurang di tahun-tahun berikutnya. Bahkan di usia 2 tahunan, kala sudah
bereksplorasi, anak akan melepaskan diri dari keterikatan dengan ibunya. Justru
akan
jadi masalah bila si
ibu kelewat melindungi/overprotektif atau hobi mengatur segala hal, hingga tak
bisa mempercayakan anaknya pada orang lain. Perlakuan semacam itu justru akan
membuat kelekatan ibu-anak terus bertahan dan akhirnya menimbulkan kelekatan
patologis sampai si anak besar. Akibatnya, anak tak mau sekolah, gampang
nangis, dan sulit dibujuk saat ditinggal ibunya.Bahkan si ibu beranjak ke dapur
atau ke kamar mandi pun, diikuti si anak terus. Repot, kan? Belum lagi ia jadi
susah makan dan sulit tidur jika bukan dengan ibunya.
Cara Mengatasinya:
Jelaskan pada si kecil,
mengapa ibu harus pergi/bekerja. Begitu juga penjelasan tentang waktu meski
anak usia ini belum sepenuhnya mengerti alias belum tahu persis kapan pagi,
siang, sore, dan malam serta pengertian mengenai berapa lama masing-masing
tenggang waktu tersebut. Akan sangat memudahkan bila orang tua menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti. Semisal, “Nanti, waktu kamu makan sore, Ibu sudah
pulang.” Jika tak bisa pulang sesuai waktu yang dijanjikan, beri tahu anak
lewat telepon. Sebab, anak akan terus menunggu dan ini justru bisa menambah
rasa takut anak. Ia akan terus cemas bertanya-tanya, kenapa sang ibu belum
datang.
7. Anak Yang Takut
Gelap
Biasanya juga gara-gara
orang tua. “Mama takut, ah. Lihat, deh, gelap, kan?” Takut pada gelap bisa juga
karena anak pernah dihukum dengan dikurung di ruang gelap. Bila pengalaman
pahit itu begitu membekas, bukan tidak mungkin rasa takutnya akan menetap sampai
usia dewasa. Semisal keluar keringat dingin atau malah jadi sesak napas setiap
kali berada di ruang gelap atau menjerit-jerit kala listrik mendadak padam.
Cara Mengatasinya:
Saat tidur malam,
jangan biarkan kamarnya dalam keadaan gelap gulita. Paling tidak, biarkan lampu
tidur yang redup tetap menyala. Cara lain, biarkan boneka atau benda
kesayangannya tetap menemaninya, seolah bertindak sebagai penjaganya hingga
anak tak perlu takut.
8. Anak yang Takut
Berenang
Sangat jarang anak usia
batita takut air. Kecuali kalau dia pernah mengalami hal tak mengenakkan
semisal tersedak atau malah nyaris tenggelam saat berenang hingga hidungnya
banyak kemasukan air.
Cara Mengatasinya:
Lakukan pembiasaan
secara bertahap. Semisal, awalnya biarkan anak sekadar merendam kakinya atau
menciprat-cipratkan air di kolam mainan sambil tetap mengenakan pakaian renang.
Bisa juga dengan memasukkan anak ke klub renang yang ditangani ahlinya. Atau
dengan sering mengajaknya berenang bersama dengan saudara/teman-teman
seusianya. Tentu saja sambil terus didampingi dan dibangun keyakinan dirinya
bahwa berenang sungguh menyenangkan, hingga tak perlu takut. Kalaupun anak
tetap takut, jangan pernah memaksa apalagi memarahi atau melecehkanrasa
takutnya. Semisal, “Payah, ah! Berenang, kok, takut!”.
Cara Menangani Rasa Takut untuk Membangun Rasa Percaya Diri
Dia menulis agar orang
melakukan langkah-langkah ini untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh rasa
percaya diri. Berikut cara-caranya.
1. Rasa malu karena
penampilan pribadi.
Cara Mengatasinya:
Perbaiki penampilan
anda. Pergilah ke tukang jahit yang bagus. Pakaian anda harus bersih dan
disetrika. Rapikan rambut anda. Tidak selalu harus pakaian mahal untuk
memperbaiki penampilan.
2. Takut kehilangan
pelanggan.
Cara Mengatasinya:
Bekerjalah dua kali
lebih keras untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
3. Takut gagal dalam
ujian.
Cara Mengatasinya:
Ubah kekhawatiran
menjadi waktu untuk belajar.
4. Merasa takut jika
keadaan menjadi di luar kendali anda.
Cara Mengatasinya:
Alihkan perhatian pada
sesuatu yang sama sekali berbeda. Pergilah ke kebun dan cabuti rumput.
Bermainlah dengan anak-anak, menonton di bioskop.
5. Takut terluka secara
fisik, misalnya terjadi kecelakaan dalam mobil anda atau pesawat terbang.
Cara Mengatasinya:
Justru ubah perhatian
anda untuk membantu orang-orang lain yang juga mengalami ketakutan. Lalu
berdoalah.
6. Anda takut akan apa
yang mungkin dipikirkan atau akan dikatakan orang lain.
Cara Mengatasinya:
Pastikan bahwa apa yang
anda kerjakan sudah benar. Adalah biasa dikritik.
7. Takut gagal
berinvestasi seperti membeli rumah.
Cara Mengatasinya:
Analisa semua faktor,
lalu ambil keputusan, dan bertahanlah dengan keputusan anda itu, jangan mundur.
8. Ketakutan terhadap
orang banyak.
Cara Mengatasinya:
Tempatkan mereka pada
perspektif yang semestinya. Ingat, mereka juga manusia biasa, lho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar